Daftar Blog Saya

Minggu, 24 Juli 2011

LAPORAN PENDAHULUAN POLIOMYELITIS(POLIO)

A.Definisi
            Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot.
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).
B. Etiologi
            Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu:
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan. Masa inkubasi : 7-10-35 hari
Klasifikasi virus
Golongan : Golongan IV ((+)ssRNA)
Familia : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Poliovirus

C. Tanda dan gejala
            Poliomelitis dapat dibagi menjadi empat yaitu:
1.      Poliomielitis Asimtomatis: Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali. Pada suatu epidemi diperkirakan terdapat pada 90-95% penduduk dan menyebabkan imunitas terhadap virus tersebut.
2.      Poliomielitis abortif : Diduga secara klinik hanya pada daerah yang terserang epidemi terutama yang diketahui kontak denga pasien poliomeilitis yang jelas. Diperkirakan terdapat 4-8%  penduduk pada suatu epidemi . Timbul mendadak berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejela berupa malaise, anoreksia, nause, muntah nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dddan nyeri obdemen.
3.      Poliomielitis Non Paralitik: Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk ke dalam fase 2 dengan nyeri otot. . Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
4.      Poliomielitis Paralitik: Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
a.        Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
b.      Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c.        Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk bulbar.
d.      Bentuk ensefalitik: Dapat disertai dengan gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang- kadang kejang.




D. Patway
                                                  Poliovirus (PV)
                                            Melalui mulut
.

 

                                                 Menginfeksi saluran usus
(berkembang biak)

                                              Verimia virus + DC faecese beberapa minggu


sistem saraf pusat                              
                                                     Melemahnya otot
 



 kelumpuhan (paralysis)
                                                      Aliran darah

1. Medula spinalis terutama kornu  anterior
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio retikularis yang mengandung pusat vital
3. Sereblum terutama inti-inti virmis
4. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-kadang nucleus rubra
5. Talamus dan hipotalamus
6. Palidum
7. Korteks serebri, hanya daerah motorik



 












E. Komplikasi
1. Hiperkalsuria
2. Melena
3. Pelebaran lambung akut
4. Hipertensi ringan
5. Pneumonia
6. Ulkus dekubitus dan emboli paru
7. Psikosis
F. Penatalaksanaan Askep
            Untuk mencegah penularan pasien perlu dirawat diruang isolasi dengan perangkap lengkap kamar isolasi dan memerlukan pengawasan yang teliti, mengingat bahwa virus polio juga terdapat pada feses pasien, maka jika membuang feses harus betul- betul kedalam lubang WC dan disiram air sebanyak mungkin.
            Masalah pasien yang perlu diperhatikan bahaya terjadi kelumpuhan, gangguan psikososial, dan kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
1.      Bahaya terjadi kelumpuhan
Penyakit poliomielitis aka selalu menimbulkan kelumpuhan yang sarafnya terkena virus polio tersebut (kecuali yang ringan tidak). Misal jenis paralitik, kelumpuhan mengenai anggota gerak terutama kaki. Kelumpuhan tersebut akibat atrofi otot sehingga kaki terlihat kecil sebelah. Jika polio mengenai bayi dapat terjsdi kelumpuhan otot obdemen, sehingga dapat terjadi gangguan eliminasi. Untuk mengetahui bagian tubuh mana yang mengalami kelumpuhan, maka pasien perlu perawatan secara kontinu:
a.       Pasien perlu istirahat ditempat tidur selama 2 minggu atau lebih, tergantung pad jenis penyakit bentuk polio.
b.      Pernafasan pasien perlu diawasi secara cermat dan sering serta disediakan catatan khusus, jika pasien dirawat dengan dugaan poliomeilitis bentuk bulbar, pengamatan pernafasan dilakukan setiap ½- ¼ jam(melihat keadaan pasien.

2.      Gangguan psikososial
Penyakit poliomeilitis akan meninggalkan gejala sisa berupa kelumpuhan anggota gerak terutama kaki, keadaan ini akan membuat sedih orang tua dan pasien itu sendiri karena kehilangan kemampuan tuk beraktifitas seperti anak- anak lainnya yang tidak cacat.
Orang tua akan merasa sedih mempunyai anak  yang cacat, perlu dijalaskan kepada orang tua maupun anaknya bahwa aak yang cacat tubuhnya belum tentu kalah pandai dari pada anak yang lain,orang tua harus memberikan dorongan kepada anaknya agar bersikap wajar saja dan jika anak sudah sekolah tidak akan terganggu kecerdasannya asal tetapmau belajar semestinya.
Orang awam menganggap bahwa anak cacat karena disuntik, hal itu harus diterangkan bahwa kecacatan bukan karena kesalaha pengobatan tetapi memang penyakit tersebut akan demikian akibatnya, hanya kecacatan berkurang asalkan fisiotrapi dilakukan dengan semestinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar